Laut
Indonesia
Luas laut Indonesia yang mencapai 5,8 juta km2, terdiri dari 0,3 juta km2 perairan teritorial, 2,8 juta km2 perairan pedalaman dan kepulauan, 2,7 juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), serta terdiri lebih dari 17.500 pulau, menyimpan kekayaan yang luar biasa. Jika dikelola dengan baik, potensi kelautan Indonesia diperkirakan dapat memberikan penghasilan lebih dari 100 miliar dolar AS per tahun.
Dasar laut Indonesia sangat kompleks dan
tidak ada negara lain yang mempunyai topografi dasar laut begitu beragam
seperti Indonesia. Hampir segala bentuk topografi dasar laut dapat
dijumpai, seperti paparan dangkal, terumbu karang, lereng curam maupun landai,
gunung api bawah laut, palung laut dalam, basin atau pasu yang terkurung dan
lain sebagainya.
Karakteristik ini menjadikan Lautan Indonesia merupakan wilayah Marine Mega-Biodiversity terbesar di dunia, memiliki 8.500 species ikan, 555 species rumput laut dan 950 species biota terumbu karang
(Sharif, 2013).
Karakteristik ini menjadikan Lautan Indonesia merupakan wilayah Marine Mega-Biodiversity terbesar di dunia, memiliki 8.500 species ikan, 555 species rumput laut dan 950 species biota terumbu karang
(Sharif, 2013).
Potensi
Perikanan Indonesia
Dijelaskan, disisi lain dalam beberapa
tahun terakhir, produksi perikanan budidaya mengalami peningkatan lebih tinggi
dibandingkan produksi perikanan tangkap, Produksi perikanan budidaya mengalami
peningkatan cukup pesat, yaitu dari 47,3 juta ton menjadi 62,7 juta ton.
Potensi perikanan budidaya ini akan semakin besar, apabila memasukan potensi
budidaya air tawar seperti kolam (541.100 ha), budidaya diperairan umum
(158.125 ha) dan mina-padi (1,54 juta ha).
Disamping itu, potensi perikanan budidaya payau (tambak) mencapai 2,96 juta hektar dan baru dimanfaatkan seluas 682.857 hektar (23,04%) serta potensi budidaya laut yang mencapai luasan 12,55 juta hektar dengan tingkat pemanfaatan yang relatif masih rendah, yaitu sekitar 117.649 hektar atau 0,94 persen. “Produksi perikanan memang tumbuh sangat positif.
Tercatat, ekspor hasil perikanan telah mengarah pada produksi bernilai tambah, dengan pertumbuhan pada periode 2011 – 2012 sebesar 11,62 persen. Sedangkan nilai impor periode yang sama mengalami penurunan sebesar 15,43 persen. Dengan demikian, neraca perdagangan perikanan pada tahun 2012 mengalami surplus sebesar US$ 3,52 milyar (Sharif, 2013).
Disamping itu, potensi perikanan budidaya payau (tambak) mencapai 2,96 juta hektar dan baru dimanfaatkan seluas 682.857 hektar (23,04%) serta potensi budidaya laut yang mencapai luasan 12,55 juta hektar dengan tingkat pemanfaatan yang relatif masih rendah, yaitu sekitar 117.649 hektar atau 0,94 persen. “Produksi perikanan memang tumbuh sangat positif.
Tercatat, ekspor hasil perikanan telah mengarah pada produksi bernilai tambah, dengan pertumbuhan pada periode 2011 – 2012 sebesar 11,62 persen. Sedangkan nilai impor periode yang sama mengalami penurunan sebesar 15,43 persen. Dengan demikian, neraca perdagangan perikanan pada tahun 2012 mengalami surplus sebesar US$ 3,52 milyar (Sharif, 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar