Minggu, 14 Juni 2009

PENGARUH AGAMA di TANAH KARO

Aceh telah menganut agama Islam dan jaya pada masa pemerintahan Iskandar Muda. Demikianlah Islam kemudian timbul di Tanah Karo. Akan tetapi ada ketegangan waktu itu yang terjadi antara orang Karo dan Aceh, sehingga Islam kurang mendapatkan perhatian dari orang-orang Karo. Hal ini disebabkan karena orang Karo menganggap Aceh (Islam) sebagai musuh. Permusuhan antara Aceh dan Karo ini bisa kita lihat melalui cerita-cerita seperti Putri Hijau dan lain-lain.Kedatangan orang Eropa pertama kali adalah ketika William Marsden yang melaporkan perjalanannya ke Sumatera tahun 1783. Walaupun ia tidak mengunjungi Tanah Karo, tetapi Marsden telah membuat observasi yang penting tentang kepercayaan Batak, adat dan tradisi, dan hal-hal yang menarik di sana.

Masyarakat Karo sebelum kolonial memiliki kebebasan politik dan ekonomi. Masyarakat Karo sebelum kolonial tidak memiliki pemerintahan yang terpusat atau pemerintahan atau sistem daerah, dan Tanah Karo yang terisolasi menyebabkan ketidak-berkembangan ekonomi di sana. Hal inilah yang mendorong orang-orang Karo untuk pergi ke daerah-daerah lain. Orang-orang terpandang yang ada di dalam masyarakat pada waktu itu disebut sebagai pengulu, raja atau guru.

Bagaimanapun juga kehadiran orang Eropa di dalam masyarakat Karo inilah yang pada akhirnya membawa perubahan sistem-sistem pemerintahan, demokrasi dan lain-lainnya di Tanah Karo, dan inilah yang akhirnya memperbaharui masyarakat. Pengaruh pietisme Barat, kehadiran para zendeling, memberikan warna baru dalam perkembangan religius di Tanah Karo, tetapi bagi mereka yang non-Kristen kadang-kadang kurang bisa terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger